Integrasi Bahasa Afektif Dalam Pembelajaran Mendalam Anak Usia Dini
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana integrasi bahasa afektif oleh guru PAUD mendukung pembelajaran mendalam (deep learning) serta perkembangan emosional dan regulasi diri anak. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, dengan data dikumpulkan melalui observasi naturalistik dan wawancara semi-terstruktur terhadap empat guru PAUD di kota Makassar. Hasil analisis tematik mengidentifikasi lima peran instrumental bahasa afektif dalam praktik pedagogis: (1) sebagai kurikulum tersembunyi yang secara implisit menanamkan nilai empati; (2) sebagai model regulasi emosi yang ditiru secara langsung oleh anak; (3) sebagai penghubung krusial antara wacana afektif dengan peningkatan keterlibatan kognitif; (4) sebagai mediator esensial dalam pembelajaran kolaboratif untuk mengelola interaksi sosial; dan (5) sebagai pilar pendekatan holistik yang mengintegrasikan dukungan emosional dan kognitif. Temuan ini menegaskan bahwa bahasa afektif bukan sekadar alat komunikasi transaksional, melainkan sebuah instrumen pedagogis fundamental untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman secara emosional dan merangsang secara intelektual bagi anak usia dini. Implikasi temuan ini mendorong pengembangan pelatihan profesional bagi pendidik usia dini dalam penggunaan bahasa afektif, serta membuka peluang penelitian lebih lanjut untuk mengkaji dampaknya dalam konteks yang lebih luas dan beragam
PDF Download: 1
References
Bandura, A. (1986). Social foundations of thought and action. Englewood Cliffs, NJ, 1986(23–28), 2.
Bani, M. S. O., Janah, E. U., Darmawan, D., Alfilutfiani, D. N., Trihantoyo, S., & Cindy, A. H. (2023). Peran Guru dalam Mewujudkan Budaya 5S Melalui Penerapan Hidden Curriculum di SDN Lidah Wetan II. Jurnal Jendela Pendidikan, 3(04), 389–400.
Bashori, K. (2017). Menyemai perilaku prososial di sekolah. Sukma: Jurnal Pendidikan, 1(1), 57–92.
Braun, V., & Clarke, V. (2006). Using thematic analysis in psychology. Qualitative Research in Psychology, 3(2), 77–101. https://doi.org/10.1191/1478088706qp063oa
Bruner, J. (1985). Child’s talk: Learning to use language. Child Language Teaching and Therapy, 1(1), 111–114.
Çengel, M., & Türkoglu, A. (2016). Analysis through Hidden Curriculum of Peer Relations in Two Different Classes with Positive and Negative Classroom Climates. Educational Sciences: Theory and Practice, 16(6), 1893–1919.
Chintya, R., & Sit, M. (2024). Analisis Teori Daniel Goleman dalam Perkembangan Kecerdasan Emosi Anak Usia Dini: Analysis of Daniel Goleman’s Theory in the Development of Emotional Intelligence in Early Childhood. Absorbent Mind, 4(1), 159–168.
Creswell, J. W., & Poth, C. N. (2016). Qualitative inquiry and research design: Choosing among five approaches. Sage publications.
Curby, T. W., Rimm-Kaufman, S. E., & Ponitz, C. C. (2009). Teacher–child interactions and children’s achievement trajectories across kindergarten and first grade. Journal of Educational Psychology, 101(4), 912–925. https://doi.org/10.1037/a0016647
Denham, S. A. (1998). Emotional development in young children. Guilford Press.
Denham, S. A., Bassett, H. H., & Zinsser, K. (2012). Early Childhood Teachers as Socializers of Young Children’s Emotional Competence. Early Childhood Education Journal, 40(3), 137–143. https://doi.org/10.1007/s10643-012-0504-2
Dewi, N. K., & Saragih, S. (2014). Pengaruh kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan terhadap perilaku prososial Remaja di SMP Santa Ursula Jakarta. Persona: Jurnal Psikologi Indonesia, 3(03).
Diputera, A. M., & Zulpan, E. G. N. (2024). Memahami Konsep Pendekatan Deep Learning dalam Pembelajaran Anak Usia Dini Yang Meaningful, Mindful dan Joyful: Kajian Melalui Filsafat Pendidikan. Bunga Rampai Usia Emas, 4(2), 108–120.
Fahriati, H. (2022). Peran guru dalam membangun kecerdasan emosional anak kelompok B di TK Islam Al Azhar 4 Kebayoran Lama. Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Fitriani, I., Alwi, N., & Syam, S. (2025). Urgensi Kecerdasan Emosional (Emotional Intelligence) Dalam Pembentukan Karakter Peserta Didik Pada Jenjang Sekolah Dasar: Tinjauan Teoritis dan Implikasinya Dalam Praktik Pendidikan. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2(4), 11.
Flavell, J. H. (1979). Metacognition and cognitive monitoring: A new area of cognitive–developmental inquiry. American Psychologist, 34(10), 906–911. https://doi.org/10.1037/0003-066X.34.10.906
Gottman, J. M., Katz, L. F., & Hooven, C. (2013). Meta-emotion: How families communicate emotionally. Routledge.
Hamre, B. K., & Pianta, R. C. (2007). Learning opportunities in preschool and early elementary classrooms.
Handayaningsih, A. C. R., Fauziati, E., Maryadi, M., & Supriyoko, A. (2024). Pembelajaran Berdiferensiasi Di Paud Dalam Konsep Sosial Kognitif Albert Bandura. Proficio, 5(1), 771–777.
Hasanah, S. (2022). Dampak Pola Asuh terhadap Pembentukan Perilaku Anak TKW. Jurnal Pendidikan Sosiologi Undiksha, 4(3), 115–121.
Herdiyana, R., Lestari, R., & Bahrum, M. (2023). Psikologi Perkembangan Sosial terhadap Emosional pada Anak Usia Dini. Banun: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, 1(1), 23–30.
Hyson, M. (2004). The emotional development of young children: Building an emotion-centered curriculum. Teachers College Press.
Jackson, P. W. (1968). Life in classrooms (Holt, Rinehart & Wilson). Inc., Nueva York.
Jambak, M., Iswandi, I., & Mirdawati, N. (2024). Strategi Pembelajaran Afektif dalam Pendidikan: Pendekatan dan Implementasi. Jurnal Pavaja: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, 6(2), 7–10.
Johnson, D. W., & Johnson, R. T. (2009). An Educational Psychology Success Story: Social Interdependence Theory and Cooperative Learning. Educational Researcher, 38(5), 365–379. https://doi.org/10.3102/0013189X09339057
KHALISYAH, A. (2025). Hubungan Antara Kecerdasan Interpersonal Dengan Perilaku Prososial Anak Usia Dini Di Kabupaten Tanah datar.
Kusuma, T. C., Boeriswati, E., & Supena, A. (2023). Peran Guru dalam Meningkatkan Berpikir Kritis Anak Usia Dini. Aulad: Journal on Early Childhood, 6(3), 413–420.
Kvale, S., & Brinkmann, S. (2009). Interviews: Learning the craft of qualitative research interviewing. sage.
Lincoln, Y. S., & Guba, E. G. (1988). Criteria for Assessing Naturalistic Inquiries as Reports.
Lubis, A. F. (2015). Hidden curriculum dan pembentukan karakter (studi kasus di madrasah aliyah pembangunan uin Jakarta. FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Lubis, M. Z. (2024). Pola interaksi guru yang baik dalam mengajar. Jurnal Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, 2(2), 190–196.
Macvarish, J., Lee, E., & Lowe, P. (2015). Neuroscience and family policy: What becomes of the parent? Critical Social Policy, 35(2), 248–269.
Martsiswati, E., & Suryono, Y. (2014). Peran orang tua dan pendidik dalam menerapkan perilaku disiplin terhadap anak usia dini. Jurnal Pendidikan Dan Pemberdayaan Masyarakat, 1(2), 187.
Melisa, P. V., & Putra, E. D. (2021). Dukungan keluarga dengan prestasi belajar siswa kelas IV sekolah dasar. Mimbar Ilmu, 26(2), 339–345.
Miftahuljana, I., & Anhar, A. S. (2025). STRATEGI GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN REGULASI EMOSI ANAK USIA 4-6 TAHUN MELALUI KEGIATAN MEDITASI. Walada: Journal of Primary Education, 4(1).
Millah, W. N. (2023). TERAPI BERMAIN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN REGULASI EMOSI PADA ANAK DENGAN PERILAKU AGRESI. Universitas Muhammadiyah Malang.
Myruski, S., & Dennis-Tiwary, T. A. (2022). Observed parental spontaneous scaffolding predicts neurocognitive signatures of child emotion regulation. International Journal of Psychophysiology, 177, 111–121.
Nugraha, R. A., & Psi, S. (2020). Perilaku Prososial Dan Pengembangan Ketrampilan Sosial Siswa. Badan Penerbit Universitas Pancasakti Tegal.
Patton, M. Q. (2014). Qualitative research & evaluation methods: Integrating theory and practice. Sage publications.
Pekrun, R. (2006). The Control-Value Theory of Achievement Emotions: Assumptions, Corollaries, and Implications for Educational Research and Practice. Educational Psychology Review, 18(4), 315–341. https://doi.org/10.1007/s10648-006-9029-9
Pipit, P. P. U. (2024). Dimensi Pembelajaran Afektif. Journal Of Education, 1(2), 10-Halaman.
Purbasari, N. (2024). Meningkatkan Regulasi Emosi dengan Permainan Tradisional Congklak Lidi di TK PGRI 2 Cugenang Cianjur. FITK.
Putra, A. (2024). Dampak peran orang tua terhadap perkembangan sosial dan emosional anak. Circle Archive, 1(4).
Rahayu, I. (2023). Implementasi Hidden Curriculum Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Untuk Membentuk Perilaku Keagamaan Peserta Didik di Sma Negeri 9 Yogyakarta. Universitas Islam Sultan Agung.
Samadi, M. R., Nurishlah, L., & Mulyani, A. S. (2023). Peran Regulasi Emosi Dalam Profesionalisme Guru. TA’DIB: Jurnal Pendidikan Agama Islam, 1(2), 207–217.
Tilbe, Y. T., & Gai, X. (2022). Teacher-child interactions in early childhood education and its effects on social and language development. Early Child Development and Care, 192(5), 761–774.
Tisdell, E. J., Merriam, S. B., & Stuckey-Peyrot, H. L. (2025). Qualitative research: A guide to design and implementation. John Wiley & Sons.
Vygotsky, L. S. (1987). Mind in Society: the Development of Higher Psychological Processes. Harvard University Press.
Yapono, A. (2015). Filsafat Pendidikan dan Hidden Curriculum dalam Perspektif KH. Imam Zarkasyi (1910-1985). Tsaqafah, 11(2), 291–312.
Copyright (c) 2025 Journal of Instructional and Development Researches

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
PDF downloaded = 1 times





















